Post Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 30 April 2017

April 30, 2017

Lelaki Pecinta Rintik Hujan

Begitulah ketika kau buka kanal pintu hatimu, maka cintaku membanjiri relung hatimu hingga tak lagi kau peduli kapan ini akan surut ðŸ’˜
*
#Cintaitu bukan soal rintik hujan. Tapi butir air mata di pipimu dan kecupan di kelopak matamu sambil berbisik: 'semoga ini tanda bahagia'
*
Kau tahu kenapa aku menunggu saat hujan begini? Karena itu caraku mengenang kali pertama ku kecup keningmu. Air matamu buatku menggigil beku
*
Hujan ini mengingatkanku saat kita berlari-bekejaran tanpa payung. Kini cintaku telah memayungi hidupmu, tp ciuman kita tetap basah kan?
*
Kau minta aku membaca air matamu? Bagaimana mungkin! Mataku pun telah basah oleh hujan rahmatNya sebagai tanda langit merestui kita
*
Isak tangis bukan sekedar teks yang kamu capture dan kamu viralkan. Ratapan hati pujangga tak bisa terwakili dalam beribu meme, beib!
*
Tapi aku bukan sekedar rintik, aku badai hujan yang mengoyak pintu hatimu hingga kau pun berteduh dan berlindung dalam peluk haruku
*
Kasih, kalau kau tunggu saat hujan mereda, lantas bagaimana dengan hujan rinduku? ðŸ’•
*
Hujan mungkin menghapus jejak setapak kita. Biarlah. Tapi hujan tak akan sanggup menghapus tatap mata kita. Indah!
*
Pernahkah kau dengar hujan bisa cemburu? Iya, itu terjadi disaat hujan semakin lebat, tapi tubuh kita semakin merapat-erat
*
Saat sedu sedan mu menyapu kalbu, masih perlukah aku tabayun: inikah yang kau tunggu, kasih, berayun di kalbu ku?
*
Kau begitu menggemaskan, berlari ke genangan air dan berputar sambil tertawa. Mengenang masa kecil katamu. Ah genangan berupa kenangan
*
Masih belum paham jugakah dirimu? Saat ku merindu, bunyi rintik hujan bagai degup jantungmu. Aku tak sanggup menahan petir tangisku
*
Kalau kau benar sayang padaku, petikkan butir hujan untukku | Kasih, petikkan dulu butir air matamu dan taruh di dadaku
*
Kau tanya mengapa lembar surat cintaku kosong? Itu karena ku tulis dengan tinta air mataku di tengah badai hujan rinduku
*
Jika cinta hanya berupa kata, kau masih sanggup mempermainkannya. Tapi cintaku berupa hujan. Angkat wajahmu. Kau hanya bisa terpesona
*
Aku tak ingin mencintaimu dengan sederhana. Cintaku serumit hujan, sekilat petir & sebadai angin. Sapardi Djoko Damono pun akan memakluminya
*
Kasih, kenapa cintamu selalu lebih lambat dari ramalan cuaca. Hujan telah tiba, tapi kamu entah dimana. Haruskah terus menunggu kemarau mu?
*
Tirulah hujan, kasih. Semuanya tercurah tanpa pura-pura. Masa lalu pun terhapus tanpa beban. Kita tinggal mempuitiskannya saja sayang
Tabik,
Nadirsyah Hosen
April 30, 2017

Identitas Pentingkah Saat ini ?


Sumber Gambar: kliktoread.com
Karena mata saya agak sipit, kadang orang belum mengenal saya bertanya " Apakah kamu orang china " Saya tersenyum masam dan tak ingin mengatakan dengan bangga bahwa saya orang Minang atau saya anak bangsa, Indonesia. Mengapa ? karena saya kehilangan gairah untuk bicara lebih lanjut dengan orang yang serta merta menanyakan identitas saya atas dasar etnis.

LIngkungan pergaualan saya yang multi etnis tidak pernah sekalipun saya mendengar mereka bertanya tentang etnis. Semua karena nilai nilai kemanusiaan. Ini era abad 21. Membahas etnis tidak akan mendatangkan uang ke ATM anda dan tidak akan menjadikan anda seorang hebat. Cara berpikir menilai orang dari etnis adalah cara berpikir terbelakang dan dungu. Makanya saya malas melanjutkan diskusi, apalagi menjawab pertanyaan seperti itu.

Alain Badiou dalam buku Anti semitism menyebutkan bahwa identitas adalah hasil ”compter-pou run”, ” cara mudah mempersatukan orang dungu. Artinya orang dungu menjadikan identitas, sebagai alat pemersatu dari segala carut marut yang ada dalam diri mereka. Maka ia pun tanpa disadari jadi Tuhan. Bagi mereka di luar itu, adalah ancaman yang harus di musuhi secara permanen. Dengan identitas musuh bersama di ciptakan. Dan identitas itu adalah bagian dari paranoia mereka. Hanya karena Garmen maka identitas orang sholeh dan tidak di rumuskan. Yang pakai baju putih longgar sampai mata kaki adalah penerus Nabi, selebihnya kafir. Setiap tulisan yang membawa identitas dalam bentuk dalil dari sebuah firman Tuhan adalah shohih dan wajib di ikuti, tanpa perlu di pertanyakan. Karena identitas akal sehat hilang, seperti nonton Monyet main bola.

Identitas dirumuskan oleh nama dan bahasa sebuah bangunan simbol yang disusun masyarakat. Identitas tampak sebagai perbedaan, dan perbedaan tampak karena perbandingan. Perbandingan selamanya mirip mata rantai yang tak putus-putusnya antara X dan lain-lain di dunia. Saya melintasi lebih saparuh kota di planet bumi ini. Saya bertemu dengan banyak orang dari segala etnis. Dari itu saya bukan hanya bertemu dengan orang dari etnis lain tapi juga menemukan diri saya sendiri. Sehingga sampai pada satu kedewasaan sikap. Bahwa kesadaran akan diri sendiri itu sekaligus kesadaran akan orang lain. Kita bukan siapa siapa. Siapapun anda, yang bernilai bukan mata sipit, kulit merah, sorban berlipat di kepala, bukan. Yang bernilai itu adalah sikap mental anda yang menghargai semua ciptaan Tuhan. Pribadi anda menentukan siapa anda.

Kalau ada politisi masuk penjara, bukan karena identitas idilogi yang di usungnya, tapi karena dia kriminal. Kalau ada ulama masuk bui atau tersangka pidana, bukan karena identitasnya sebagai ulama tapi karena dia memang kriminal. Kalau dia kaya raya bukan karena identitas ddia Aseng atau Asing tapi karena dia memang kerja keras dan cerdas. Sebaliknya kalau ada aseng masuk bui bukan karena dia aseng tapi karena memang dia kriminal. Kalau ada orang miskin dan menadahkan tangan, bukan karena identitas dia pribumi atau apalah, tapi karena kebodohan dan kemalasan, dengan sikap engga penting dunia yang penting akhirat. Jadi berhentilah menilai untuk membenarkan dan menyalahkan karena identitas. Itu sikap orang dungu.
Pahamkan sayang..


Erizeli Jely Bandaro