Post Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 04 Juni 2017

Cintai orang lain

Depokpos.com
Teman saya cerita pernah suatu waktu dia melihat relasi bisnisnya memaki maki seorang wanita yang bertugas sebagai pemandu lagu Karaoke. Penyebabnya wanita itu tidak bisa menyenangkan salah satu tamu. Dia melihat wanita itu nampak berlinang air mata dan berusaha menundukkan kepala sebagai tanda menyesal dan mengaku salah.

Ketika wanita itu menyebut nama Tuhan , relasinya tambah marah kepada wanita itu . " jangan bawa bawa Tuhan. Kamu pelacur. Kamu sampah. Jangankan sama Tuhan, sama manusia aja kamu engga ada harga. ".

Relasi bisnisnya terus saja marah dengan hujatan, yang akhirnya Manager Karaoke meminta wanita itu keluar. Usai karaokean teman saya diantar ke hotel oleh relasinya. Besok janjian akan bertemu lagi di waktu sarapan pagi. Namun keesokan paginya dia dapat kabar bahwa relasinya sudah meninggal karena kecelakaan yang mengenaskan. Supirnya tidak bisa menghindari tabrakan karena kabut musim dingin.

Kejadian itu sangat menginspirasi nya untuk tidak mudah merendahkan siapapun. Perbuatan melacur adalah perbuatan maksiat yang merusak dirinya sendiri dan melanggar larangan Allah. Tapi itu urusan dia dengan Tuhan. Tidak ada urusannya menzalimi orang lain. Sementara memaki dan menghina itu perbuatan antara manusia.

Kalau Anda menzalimi orang lain , Tuhan tidak akan memaafkan kalau orang lain itu tidak memaafkan. Apalagi sampai orang itu menangis dan menyebut nama Tuhan. Itu artinya, dia sadar walau dia pendosa tapi dia percaya kepada Tuhan, tempat kembali ketika dia terhina dan Tuhan maha mendengar doa orang terzalimi.

Apalagi kalau anda menghujat kepada bukan pendosa hanya atas dasar prasangka buruk tanpa bukti yang kuat. Semakin anda hina dia semakin dekat dia dengan Tuhan, dan anda semakin rendah dihadapan Tuhan..
Nabi Ibrahim as mengundang lelaki tua makan ke rumahnya. Di tengah perjalanan, Ibrahim as bertanya kepada lelaki tua itu mengenai agama yang dianutnya dan si lelaki tua itupun menjawab bahwa ia seorang yang tidak beragama (atheis).

Mendengar hal ini Ibrahim as pun menjadi marah dan membatalkan undangan makannya kepada si lelaki tua. Namun tak lama setelah itu beliau mendengar suara dari atas, ”Wahai Ibrahim, Kami bersabar atasnya selama tujuh puluh tahun meskipun ia tidak beriman (kepada Kami), namun engkau tidak dapat bersabar atasnya meskipun hanya tujuh menit saja?”

Mendengar hal ini Ibrahim as pun sadar, lalu beliau pun segera menyusul lelaki tua itu untuk kembali ke rumahnya untuk makan malam bersamanya. Artinya kepada atheis sekalipun kita tidak berhak menghakimi apalagi membenci.

Dalam kehidupan kita sekarang, kadang bila ada orang berbuat maksiat, kita dengan enaknya menghakiminya dengan kata menghina. Bahkan orang yang beragama lain yang begitu baik amalannya, kita mencurigai dia dengan kefanatikan kita. Orang yang tidak seagama , yang tidak semazhab, yang tidak seide dengan kita adalah musuh kita.

Padahal siapapun itu adalah ciptaan Allah. Tidak ada hak kita menghujat atau menghakimi kecuali mengimbau dengan bahasa hikmah dan memperlakukan dengan sikap cinta. Karena kebaikan seyogyanya di sampaikan dengan cara baik.

Anak ku..jangan kau hina orang karena keyakinannya dan jangan kau hina orang dengan sikapnya. Tidak perlu kau berkata agamamu lebih baik tapi tunjukkan kepada orang lain bahwa pribadi mu baik karena agama mendidik akhlak mu menjadi lebih baik.. Paham kan sayang …

Erizeli Jely Bandaro


Tidak ada komentar:

Posting Komentar