![]() |
Sumber Gambar: Vibizmedia.com |
Di salah satu kota di China di Provinsi Hunnan
saya bertemu dengan pejabat daerah dalam kesempatan makan malam. Saya tanya
bagaimana caranya dia membangun emansipasi dan partisipasi rakyat dalam
pembangunan. Ini saya tanyakan karena bagaimana mungkin koperasi bisa mengelola
Industri hulu dengan menampung bahan baku dari hasil pertanian yang ada di
daerahnya. Karena di negara saya, selalu yang punya industri hulu adalah swasta
nasional atau BUMN dan rakyat hanya kebagian pemasok dengan harga sesukanya.
Perusahaan makmur, sementara rakyat sebagai petani tetap menjadi komunitas yang
muram. Termiskinkan oleh adanya kekuatan modal datang ke daerah dengan alasan
investasi.
Menurutnya, sederhana saja. Kami melihat, kami
punya potensi akan hasil pertanian. Tapi pertumbuhan stuck. Kami temukan
penyebabnya yaitu karena petani dikendalikan pasar. KIta tidak bisa mengutuk
kapitalis. Ini hukum alam. Tugas kami memberikan solusi. Solusinya adalah
menciptakan pasar sendiri. Maka kami tawarkan kepada rakyat untuk membentuk koperasi
sebagai langkah awal membangun industri hulu tersebut.
Selama proses pendirian
industri, dari awal kampus dan tokoh masyarkat terlibat membantu bukan hanya
membuat perencanaan bisnis tapi juga sebagai mentor motivator dan inspirasi
kepada rakyat. Biasanya mereka memberikan pencerahan melalui radio siaran pagi.
Juga melalui radio itu disediakan ajang tanya jawab. Rakyat paham akan program
pemerintah dan mereka ikut terpanggil berbuat secara gotong royong. Pemerintah
pusat juga memberikan fasilitas insentif dan pajak kepada pengusaha yang
menjadikan koperasi sebagai mitra strategis.
Darimana dananya ? Tentu rakyat melalui koperasi
tidak bisa menyediakan modal cukup untuk memenuhi semua kebutuhan biaya
investasi. Kami menawarkan LGFV sejenis SUKUK kepada pembeli akhir dari produk
industri hulu tersebut. Mereka mau membeli SUKUK karena LGFV keberadaanya walau
atas nama koperasi namun terbit atas dasar program pemerintah daerah yang di
jamin keamanan dari penyimpangan.
Pooling fund melalui SUKUK itu digunakan
membiayai proyek industri hulu. Selanjutnya , singkatnya setelah proyek selesai
dibangun dan menguntungkan, rakyat mendapatkan manfaat berupa deviden, pemda
mendorong rakyat membeli kembali SUKUK itu dengan harga pasar. Kemudian SUKUK
itu di convert dengan unit penyertaan koperasi. Semakin besar unit penyertaan
koperasi semakin besar bagi hasil yang diterima rakyat. Jadi rakyat sebagai
produsen, mereka pemasok, mereka juga konsumen.
Ini terjadi bukan hanya satu unit industri tapi
meluas. Dari industri saus potato, kertas , chili powder, casava plastic, pure
ginger powder, minuman ginger ale, herbal industry , cement dan bahkan kawasan
industri. Ini terjadi cluster to cluster atau ring to ring. Antar kelompok
rakyat saling terikat. Karena rakyat semakin makmur ditandai semakin besar
kepemilikan unit penyertaan koperasi dan SUKUK yang dipegang, pemerintah pun
menawarkan divestasi insfrastruktur umum seperti jalan Toll, pembangkit listrik
, PDAM, Pasar rakyat.
Dengan antusias rakyat menerima tawaran itu. Setiap
divestasi saham BUMN atau BUMD antrian sampai lebih 1 km rakyat untuk membeli
saham itu. Dan saham itu kelak di convert dalam bentuk penyertaan koperasi.
Selanjutanya BUMN/BUMD atas proyek tersebut sudah berganti bendera sebagai
milik koperasi.
Bagaimana bisa begitu terstruktur dan massive
dukungan rakyat terhadap setiap program pemerintah ?Dengan tersenyum sahabat
yang juga pejabat pemda di Cina berkata, " Karena ini" sambil
menunjuk menu tau yang bau apek. Karena dipermentasi dengan cuka " Ini
menu orang miskin di China. Mereka gunakan tau ini sebagai menu pelangkap bubur
selama musim dingin. Karena mereka tidak punya uang beli minyak goreng dan
tidak punya uang berlebih membeli menu lain.
Walau kini rakyat China sudah
merasakan kemakmuran tapi belum merata. Karena itu kami pejabat china diajarkan
oleh pemimpin kami untuk terus akrab dengan makanan orang miskin agar kami
terus ingat dan bekerja keras membantu mereka mengaktual harapan mereka.
"Katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar