"Baiklah Nak, percikan Jiwa SemestaKu yang berjalan menuju kesadaran dan penyatuan denganKu kelak lewat setiap jalan agama. Sungguhkah kalian ingin bersama denganKu kelak?"
"Karena di tempatKu berada, kau akan dipuja sekaligus diabaikan. Kau akan dipuji sebagai maha pencipta, sekaligus dihina dengan menghancurkan banyak ciptaanmu."
"Kau akan diagungkan sebagai maha kuasa dan maha pelindung, sekaligus dianggap tak berdaya dan tak berkuasa hingga merasa perlu mereka lindungi."
"Mereka akan memohon berkahmu tapi akan menolak penderitaan yang hadir membawa berkah, lalu menyebut itu sebagai bencana."
"Mereka mengakuimu sebagai maha mendengar, namun berteriak riuh memanggilmu seakan kau tidak pernah bisa mendengar kelembutan bahasa hati mereka."
"Lalu apa pun yang kau lakukan akan selalu dilihat dengan cara berbeda. Kau sinari mereka dengan cahaya untuk membawa energi dalam kehidupan mereka, sebagian akan mencintai cahayamu dan sebagian akan membencinya."
"Kau kirimkan ajaran kebaikan lewat setiap agama, sebagian akan menjadikan dirinya lebih baik dan sebagian akan menjadikan agama sebagai ajaran yang buruk."
"Apakah sungguh kau mampu ada bersamaKu untuk menerima segala dualitas penilaian mereka dalam setiap hal yang kau lakukan, Nak?"
"Merenunglah sebelum kau benar-benar memutuskan ingin bersamaKu kelak."
(W.Mustika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar