Post Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 16 Mei 2017

MENGADILI HOAX

Yang disebut adil itu bukannya tidak memihak, tapi memihak yang benar. Dan memihak yang benar dimulai dengan mengakui ada fakta yang benar, dan memisahkannya dari berita palsu atau lazim disebut #hoax.

Kisah yang masyhur dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA, saat beliau harus menyerahkan baju besi miliknya sendiri kepada orang Yahudi, karena hakim menolak kesaksian Sayyidina Hasan dan Husain. Kesaksian itu benar, namun hakim menolaknya karena usia mereka berdua belum cukup. Alasan lainnya, karena mereka berdua anak dari Sayyidina Ali, dikhawatirkan cenderung memihak bapaknya.
Kanjeng Ali patuh pada putusan itu. Ini membuat si Yahudi takjub, dan akhirnya menemukan indahnya kebenaran dalam Islam.
******

Kadang sebagai manusia, kita khilaf dan kurang teliti menelisik sebuah berita, dan langsung membagikannya. Entah karena semangat, atau hal lain. Kemudian kita baru tahu kalau berita yang kita bagikan itu ternyata kabar palsu, yang sudah direkayasa dengan tujuan menebarkan kebencian.

Ada yang begitu sadar, langsung menghapusnya. Menurut Aa sih ya, akan jauh lebih baik jika tidak dihapus, tapi diedit dan tambahkan catatan di bagian paling atas, bahwa berita ini ternyata hoax. Dengan cara ini, kita bertanggungjawab dengan memberikan klarifikasi, dan orang-orang yang terlanjur membagikan postingan itu, juga ikut membacanya.

Itu nalar waras kita, dan Aa sangat respek dengan kawan-kawan yang walaupun pilihan politik-idelogisnya sangat bersebrangan, tapi menahan diri dari menebar kabar palsu dan kebencian.
Adapun Jonru, dan yang semisalnya, bagi mereka memang tidak penting apakah berita itu benar atau hoax. Target mereka memang hanya menebar permusuhan, kebencian dan semacamnya.

Tentu sayang, kan, jika saldo pahala dan kebaikan yang sudah lama kita tumpuk, harus defisit atau bahkan tekor hanya karena kita suka membagikan kabar palsu, apalagi kabar palsu yang menyulut kebencian dan permusuhan??
Tabik.
15 Mei 2017
Jody Ananda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar