Jama'at al-Tawhid wal-Jihad
Setiap muslim yang memiliki sedikit pemahaman akan bahasa Arab, tentu akan mengakui bahwa susunan kalimat ini sangat indah.
Jamaah Peng-Esa-an Tuhan dan Perjuangan. Tak ada yang salah, bukan?
Namun, akankah kita akan terus berkutat dalam pemaknaan teks literal, atau memahaminya berdasar konteks?
Bagi yang tidak tahu, susunan nama di atas adalah cikal bakal dari monster yang kini membara dalam tubuh muslimin - yang kita kenal dengan nama Daesh.
Lagi, saya tak akan bosan membahas gerombolan yang satu ini. Lagipula, ketidaktahuan akan kesejatian musuh, akan selalu menjadi sumber kebutaan dalam kabut perang.
Daish sendiri, sebenarnya merupakan akronim dari al-Dawlah al-Islamīyah fī al-ʻIrāq wa-al-Shām. Mayoritas warga Timur Tengah kemudian memplesetkan akronim ini dengan sebutan mengolok-olok, seperti Daes dan Dāhis.
Bagi kita, penamaan ini seolah tak penting. Namun jangan terburu-buru, menyebut Daesh dengan sebutan selain 'Dawlah Islamiyah' di Mosul atau Raqqa, bisa membuat seseorang dihukum cambuk - atau bahkan dalam beberapa kasus - dipotong lidahnya.
Kini kamu sudah paham mengapa media mainstream ngotot menyebut mereka dengan 'Islamic State', bukan?
Daesh adalah evolusi mutakhir paham takfiri, yang berasal dari embrio al-Qaeda di Iraq yang dibawa oleh lelaki Yordania, Abu Musab al-Zarqawi.
Pengalaman 'jihad' pertama Zarqawi sendiri terjadi di Afghanistan, yang uniknya, terjadi setelah Uni Soviet menyatakan mundur. Praktis, pengalaman bertempur Zarqawi tidak bagus-bagus amat, atau hampir tidak ada sama sekali.
Saya yakin kamu mulai bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang 'jihadi newbie' yang datang saat perang sudah berakhir, mendapat tempat spesial di sisi Osama bin Laden?
Saya akan tinggalkan bagian ini untuk teman-teman telusuri.
Di masa mudanya di Yordania, Zarqawi dikenal sebagai penjahat kelas teri. Ia juga dikenang sering 'bermain-main' di rumah bordil saat senggang. Loh, kok bisa?
Embuh..
Yang jelas, paham 'takfiri premium' yang dibawa Zarqawi ke Afghanistan, memang 'one of a kind', dan dikabarkan sempat membuat friksi dengan Osama bin Laden sendiri. Bin Laden menganggapnya sebagai orang yang tak bisa dipercaya, karena kecenderungannya mengkafirkan orang lain, meski hanya karena berbeda pendapat.
Bahkan sebelum jadi apa-apa, Zarqawi telah menganggap titah Tuhan bersama dirinya. Dan semua yang tak setuju dengannya, adalah kafir dan layak untuk dibunuh.
Masih menganggap remeh pengaruh menyelami teks tanpa konteks?
Pada 5 Februari 2003, Sekretaris Negara AS, Colin Powell, meroketkan nama Zarqawi menjadi pusat perhatian dunia, kala ia berbohong dalam gedung PBB (bersamaan dengan klaim WMD-nya yang masyhur) dan menyatakan Zarqawi punya kaitan erat dengan Saddam Hussein.
Popularitas yang melejit tiba-tiba ini membuat Zarqawi yang semula hanya dikenal di Yordania, melejit menjadi teroris legendaris. Dan mudah saja untuk ditebak, jutaan dolar donasi dari simpatisan takfiri di seluruh penjuru dunia, mengalir deras ke kantongnya.
Hal ini menyebabkan akselerasi luar biasa akan pertumbuhan al-Qaeda di Iraq, ditambah lagi sejak ia menyatakan baiat setia kepada Osama bin Laden pada 2004, yang membuat massa penggemar bin Laden yang cukup besar, tertarik padanya.
Zarqawi, mendadak menjadi role-model bagi 'jihadis', atas peran aktif propaganda selebaran udara AS untuk menangkapnya di seluruh penjuru Iraq.
Dalam tempo singkat, Zarqawi berproses dari zero ke hero. Dan sulit dipungkiri bahwa, Washington, adalah agen marketing Zarqawi yang mengantarkannya menuju puncak ketenaran.
AS meroketkan nama Zarqawi, hingga ia dihujani donasi jutaan dolar dari simpatisan Wahabi. Lalu AS menginvasi Iraq, dan bertahan bertahun-tahun di situ karena alasan ketidakstabilan keamanan di Iraq - yang utamanya - berasal dari kelompok yang dipimpin Zarqawi.
Are you getting the picture?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar